Friday, May 04, 2007

Al-Zaytun Kampus Global

Kampus Al-Zaytun sejak didirikan didesain sebaagi pusat pengembangan teknologi informasi. Sejak awal kampus Al-Zaytun telah memberikan perhatian khusus pada pendidikan berorientasi teknologi informasi. Apalagi setelah berdirinya Fakultas Teknologi Informasi Universitas Al-Zaytun Indonesia pada bulan Agustus 2005, kampus Al-Zaytun berubah wajah menjadi kampus global yang mengedepankan pengembangan teknologi informasi.

Kampus dalam era globalisasi dimaknai dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology – ICT). Teknologi inilah yang telah membuat kehidupan kampus berada dalam sebuah tatanan lintas batas, baik batas ruang, jarak maupun waktu.

Dari sudut pandang teknologi informasi, nyaris tiada lagi batas negara, bahkan tiada lagi batas agama. Semua tertata menjadi sebuah masyarakat pendidikan yang terikat pada informasi dan komunikasi tanpa batas.

Sungguh, era ini adalah era informasi yang terjadi sebagai akibat perkembangan teknologi komputer yang menjadi inti dari teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Komputer bukan lagi sekadar alat bantu dalam pengolahan data menjadi informasi saja. Melainkan, telah dan akan terus berintegrasi dengan teknologi komunikasi modern, menjadi sebuah alat komunikasi canggih yang memungkinkan interaksi dan integrasi seluruh civitas akademika di berbagai belahan dunia.

ICT mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan yang terutama aspek pendidikan (ilmu pengetahuan dan teknologi). Maka, sebagai pusat pendidikan ber-setting internasional, sejak awal didirikan Kampus Al-Zaytun telah menerapkan computer-based education system (CBES) dalam menjalankan dan menunjang fungsi dan kegiatan pendidikannya. Mulai dari administrasi pendidikan, materi pembelajaran, metode penyampaian hingga evaluasi pencapaian hasil-hasil pendidikannya.

Metode pembelajaran yang berbasis kompetensi menggunakan e-learning dirintis sejak dini untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sumber daya yang ada. Disadari, materi pembelajaran menggunakan e-book menjadi pilihan utama pada pendidik dalam menuangkan poin-poin kurikulum yang mampu menghemat penggunaan kertas (paperless) serta biaya cetak yang sangat tinggi, dan ini berarti efisiensi yang sangat signifikan untuk institusi sebesar Al-Zaytun.

Evaluasi pencapaian hasil pendidikan pun cukup disajikan dalam bentuk sistem informasi pendidikan berbasis komputer on-line, yang mampu memantau, mencatat, menyimpulkan dan memberikan rekomendasi serta dukungan (decision support) kepada para pengambil keputusan (decision maker). Mereka cukup menghubungkan diri dengan akses ke komputer.

Bahkan, yang sudah dikembangkan oleh Universitas Al-Zaytun (UAZ) Indonesia bukan sekadar information technology (IT) saja. Melainkan global information and communication technology (GICT). Diperkirakan pada era GICT ini, volume dan aliran data akan mengalir begitu besar, sehingga harus ditangani dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, mulai dari administrasi nilai, administrasi mata kuliah, hingga administrasi jadwal kuliah.

Langkah Awal AGICT

Dalam rangka pengembangan ICT di Kampus Al-Zaytun, sekaligus untuk memberikan bekal kemampuan teknologi informasi standar bagi santri dan calon mahasiswa, pada tahun 2002 didirikanlah lembaga kursus yang diakui keberadaannya oleh dunia internasional, yang diberi nama AGICT (Al-Zaytun Global Information and Communication Technology). Lembaga kursus AGICT ini bekerja sama dengan ICDL (International Computer Driving Licensee) yang berkedudukan di Inggris.

Kemudian, pada 3 Januari 2003, AGICT berhasil mendapatkan akreditasi ICDL sebagai test center yang pertama di seluruh kawasan Indonesia. Akreditasi test center ini diperoleh setelah melalui proses audit ketat berstandar internasional dari ICDL. Dengan akreditasi yang telah dimiliki, AGICT sebagai pelaksana program pendidikan komputer di Al-Zaytun berhak merekrut peserta, melakukan pelatihan menggunakan silabus dan kurikulum dari ICDL, serta melaksanakan serangkaian tes kepada peserta didiknya untuk mendapatkan sertifikat ICDL.

Pada saat pertama kali dimulai program AGICT didukung dengan 154 komputer PC, 5 server, dan 32 UPS. Peserta kursus terbuka bagi semua santri kelas IV dan kelas V yang mendaftarkan diri. Khusus untuk angkatan pertama, jumlah pesertanya langsung membludak mencapai 1.158 orang terdiri dari 454 nisa dan 404 rijal, dibagi dalam beberapa kelompok. Seluruh pembiayaan kursus ditanggung masing-masing santri.

Sementara instrukturnya berjumlah 16 orang dibantu 52 orang asisten, semuanya berpengalaman di bidang teknologi informasi dan komputer dan bersertifikat ICDL. Setiap sesi dibimbing oleh dua instruktur dan 13 asisten. Setiap kelompok mengikuti pelajaran komputer tiga kali dalam sepekan selama sembilan bulan untuk 3 level yakni Basic, Intermediate, dan Advance. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit.

Peserta kursus memperoleh berbagai fasilitas seperti laboratorium komputer yang terhubung dengan LAN dan spesifikasi komputer terbaik dengan aplikasi terkini untuk setiap orang, ruangan kelas ekslusif ber-AC dilengkapi dengan sound system serta projector, skills card untuk melaksanakan tes ICDL dan mendapat sertifikat ICDL yang bertaraf internasional.

Materi yang diberikan adalah sesuai dengan kurikulum internasional ICDL, yang meliputi : a) Konsep Dasar Teknologi Informasi, b) Penggunaan Komputer dan Manajemen File, C0 Word Processing, d) Spreadsheet (pengolahan tabel), e) Database, f) Presentasi, dan g) Informasi dan Komunikasi.

Karena Program AGICT awalnya merupakan program pendidikan di Kampus Al-Zaytun, maka penanggung jawabnya dijabat oleh Ketua Dewan Guru Al-Zaytun. Sedangkan Penanggung Jawab Pelaksana diamanatkan kepada Ust. Ir. Aan Kurniawan. Dalam struktur AGICT, terdapat pula beberapa departemen yang emmbantu tugas Penanggung Jawab Pelaksana, antara lain : Departemen Administrasi, Departemen Kurikulum, Departemen Operasional, Departemen HRD, Departemen Marketing dan PR, serta Departemen Technical Support.

Program Pendidikan komputer AGICT dilaksanakan di Laboratorium Komputer AGICT yang bertempat di ruang basement selatan gedung Utsman Ibnu Affan. Ruang berukuran 36 x 12 m ini menampung 150 unit komputer untuk siswa dan 2 unit komputer untuk instruktur. Untuk menunjang proses pembelajaran, laboratorium dilengkapi dengan perangkat sound system, tiga proyektor dan empat AC berkekuatan 6 pk.

Menurut Ust. Ir. Aan Kurniawan, setiap komputer dirancang dengan spesifikasi terbaik untuk ukuran saat ini dengan menggunakan prosesor terbaru keluaran intel, lengakap dengan fasilitas multimedianya seperti sound card, CD ROM drive dan headset plus micro-phone. Seluruhnya terhubung dengan jaringan LAN (Local Area Network) Ethernet berkecepatan 100 Mpbs (Fast Ethernet) dan menggunakan sembilan switch produk CISCO (1 unit Catalyst 3550-SMI dan 8 unit Catalyst 2950) yang dipesan langsung dari Malaysia.

Semua data dan kontrol dipusatkan pada server farm yang terdiri dari lima server dengan spesifikasi Intel Xeon Dual Processor 2 GHz dengan kapasitas total lebih dari 800 GB. Koneksi server ke jaringan menggunakan teknologi Gigabit Ethernet (1 Gbps). Sistem operasi yang digunakan untuk komputer client adalah Windows 2000 Advanced Server. Kemampuan server dan jaringan yang ada dipersiapkan untuk memberikan layanan multimedia dalam proses pembelajaran komputer.

Keseluruhan proses instalasi, baik jaringan (instalasi kabel, setting konfigurasi domain), dilakukan sendiri oleh tenaga-tenaga intern Al-Zaytun tanpa bantuan konsultan luar.

Meja komputer yang digunakan pun didesain dan diproduksi khusus oleh unit Meubeleur Al-Zaytun dengan memperhatikan kriteria ergonomik. Berbeda dengan kebanyakan tempat-tempat kursus lainnya, meja hasil desain Al-Zaytun ini menempatkan posisi monitor komputer di bawah permukaan meja dengan beberapa keuntungan. Pertama, sudut pandang ke monitaor yang dibuat sama dengan sudut pandang saat membaca buku. Desain seperti ini membuat pemakai merasa nyaman menggunakan komputer dalam jangka waktu lama.

Kedua, jarak pandang mata ke layar monitor selalu terjaga karena posisinya yang berada di bawah dan dihalangi oleh kaca pada permukaan meja. Biasanya, kata Ust. Ir. Aan Kurniawan, tatkala kita menggunakan komputer dalam jangka waktu cukup lama, tanpa terasa posisi mata semain lama semakin mendekati monitor, apalagi jika pekerjaan itu menuntut hal-hal detail, seperti membuat rancang bangun, programming, atau desain grafis. Jika tidak dicegah, hal itu bisa merusak mata. Radiasi monitor diserap oleh kaca sehingga tidak akan mengganggu mata.

Di samping itu, melalui Program AGICT akan tercakup empat aspek pengembangan teknologi informasi yakni Infrastructure, E-Learning, Web Development dan Information System. Sehingga di masa mendatang, seluruh civitas akademika Kampus Al-Zaytun akan mampu memahami dan menggunakan komputer secara lebih berkompeten. Kompetensi ICT itu tentunya sepandan dengan visi Al-Zaytun yang hendak membangun sebuah komunitas kampus global science and technology society. Dengan demikian, akan tercipta sinergi, efektivitas, efisiensi manajemen serta efisiensi sumber daya dan waktu.

Program pendidikan komputer AGICT merupakan langkah awal untuk mencapai komunitas kampus global science and technology society itu. Para santri peserta program AGICT akan menjadi pelaku perubahan (reformer) yang akan menata Kampus Al-Zaytun menuju masyarakat sains dan teknologi.

Menjadi Fakultas Teknologi Informasi

Program pendidikan komputer AGICT, yang telah meluluskan 2.713 orang siswa, sebagai cikal bakal menuju kampus global berspiritkan science and technology society, akhirnya memperoleh momentum pada bulan Agustus 2005 dengan berdirinya Faktultas Teknologi Informasi Universitas Al-Zaytun Indonesia.

Ketika didirikan, Fakultas Teknologi Informasi UAZ Indonesia memiliki 294 unit komputer, tersebar di seluruh lingkungan Kampus Al-Zaytun, semua terakses online kepada internet. Untuk akses pada internet ini digunakan antene parabola VSAT (Very Small Aperture Terminal), dengan kapasitas bandwith 512 KPBS (Kilo Bit Per Second). Sedangkan infrastruktur jaringan antar komputer digunakan teknologi fiber optic. Kemudian komputer juga dilengkapi dengan 11 pusat penyimpanan data (server).

Tak mengherankan apabila, walau baru saja berdiri, Fakultas TI UAZ Indonesia sudah merintis berbagai kerjasama dengan beberapa lembaga sertifikasi dan institusi pendidikan luar negeri, sperti dengan ECS (Educational Counseling Service). Kerja sama tersebut, antara lain, melanjutkan program sertifikasi ICDL (International Computer Driving License), dan program akademik Teknologi Informasi dari NCC (National Computing Centre) Ecucation, yang berkantor pusat di London. Program ini dilaksanakan secara online kepada kantor pusat masing-masing.
(Sumber :Lentera - Majalah Berita Indonesia – Edisi 37/2007)

1 Comments:

Blogger Rojikin said...

* Opini ini http://choirulamri.org/archives/123 mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi pengembangan pendidikan TI di MAZ.
* Sayang sekali ya kalau bandwidth 512kbps tapi informasi onlinenya masih melalui blogspot. Seandainya www.al-zaytun bisa up tentu akan lebih keren lagi,

1:22 AM  

Post a Comment

<< Home